TTS, INTAINEWS.ID – Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Eduard Markus Lioe, meluapkan kekesalannya terkait lambannya distribusi pupuk bersubsidi yang dinilai merugikan para petani.
Pernyataan tegas itu disampaikan saat menghadiri panen perdana di Desa Oebelo, Selasa (29/4/2025).
Bupati Eduard mengecam keras kinerja kios pengecer pupuk, terutama di Desa Bena, Kecamatan Amanuban Selatan, yang dianggap menghambat produktivitas petani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kios pengecer di Bena, cabut saja izinnya. Itu menghambat petani. Plt Kadis TPHP bisa perhatikan ini,” ucapnya.
Menurut informasi yang diterimanya, pupuk yang dipesan petani sejak Februari 2025 baru tiba pada 22 April 2025.
Sehinga penundaan ini dinilai sangat merugikan karena petani kehilangan waktu emas untuk proses pemupukan, yang berdampak pada potensi gagal panen.
“Order dari Februari, realisasi di bulan April. Kira-kira petani mau pakai pupuk apa?” ujarnya dengan nada tinggi.
Bupati Eduard juga menyatakan tidak segan mencopot jabatan Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) jika keluhan serupa kembali terjadi.
Ia menegaskan bahwa jabatan bukan alasan untuk membiarkan distribusi pupuk terhambat.
“Kalau tidak ditindak tegas, saya akan ambil alih. Jangan sampai jabatan jadi alasan pembiaran. Ganti pengecer yang menyusahkan petani,” tambahnya.
Masalah distribusi pupuk subsidi ini, lanjut Eduard, merupakan cerminan lemahnya sistem pertanian di TTS.
Ia menilai sudah saatnya dilakukan evaluasi total terhadap seluruh mata rantai distribusi, termasuk pencopotan pihak-pihak yang tidak bekerja serius.
“Masalah pupuk dan bibit ini selalu saja muncul. Pemerintah sudah bantu, tapi di lapangan selalu terhambat. Kalau memang orang-orangnya yang jadi masalah, ganti saja,” tegasnya.
“Saya ingin perbaiki sistem ini dari akar. Supaya semua pihak—baik pemerintah maupun distributor—bekerja serius untuk petani,” tambahnya.
Langkah berani Bupati Eduard mendapat respons positif dari para petani yang selama ini mengeluhkan sulitnya akses terhadap pupuk.
Banyak pihak menilai pernyataan ini sebagai sinyal kuat akan perombakan besar dalam sistem pertanian daerah.***
Penulis : Djohanes Bentah
Editor : NB