Kupang, — Semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan hidup membanjiri kawasan Jl. Timor Raya, Kelurahan Pasir Panjang dan Kelapa Lima, Kota Kupang, pada Sabtu (12/4/2025).
Ratusan elemen masyarakat turun ke jalan dalam kegiatan bertajuk “Aksi Peduli Sampah”, sebuah gerakan sosial yang digagas Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT bersama Paguyuban Etnis dan Pemerintah Kota Kupang.
Yang menarik perhatian, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) tampil sebagai motor penggerak dalam kegiatan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terutama dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), mereka turun langsung membersihkan pesisir dan area publik dengan semangat muda yang membara.
Wali Kota Kupang yang turut hadir dalam aksi tersebut menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh peserta, khususnya para mahasiswa yang dinilainya telah menjadi teladan dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, termasuk Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang yang telah menunjukkan semangat gotong royong luar biasa. Ini adalah pilar utama dalam membangun kota yang bersih dan sehat,” ujar Wali Kota.
Dalam kegiatan itu, Pemkot Kupang turut memaparkan strategi jangka panjang pengelolaan sampah kota, antara lain:
- Penambahan 51 kontainer besi yang akan didistribusikan secara merata ke setiap kelurahan.
- Pembangunan enam pusat pengolahan sampah terpadu di tiap kecamatan, lengkap dengan teknologi modern.
- Penyusunan roadmap pengelolaan sampah dengan sanksi sosial dan administratif bagi pelanggar.
Langkah tersebut digambarkan sebagai komitmen untuk menjaga bumi sebagai titipan bagi generasi mendatang.
Dosen UMK yang juga pengurus FPK, Idris, S.Sos., M.Si., menegaskan pentingnya keterlibatan aktif mahasiswa dalam gerakan lingkungan.
“Mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi pelopor kebersihan dan literasi lingkungan. Melalui kolaborasi dosen dan mahasiswa, kami ingin menanamkan nilai-nilai positif yang akan berdampak jangka panjang bagi Kota Kupang,” tegas Idris.
Lebih dari sekadar bersih-bersih, Aksi Peduli Sampah menjadi simbol sinergi lintas generasi dan komunitas dalam merawat bumi.
Universitas Muhammadiyah Kupang pun membuktikan bahwa pendidikan sejati tak hanya terjadi di dalam ruang kuliah, melainkan juga di jalanan, di tengah masyarakat, dalam aksi nyata.
Penulis : Djohanes Julius Bentah