Bolmut – Warga Desa Dalapuli Barat kembali melaksanakan tradisi Trima Jamaah, sebuah tradisi yang khas saat Lebaran yang telah berlangsung secara turun-temurun. Senin (31/3/2024).
Tradisi ini menjadi momen penting bagi warga untuk bersilaturahmi, bermaafan, serta mempererat kebersamaan.
Usai Shalat Id, jamaah bergerak dari satu rumah ke rumah lainnya untuk berdoa, makan bersama, dan saling memaafkan. Setiap rumah yang telah menyiapkan hidangan akan menerima kunjungan jamaah, menciptakan suasana penuh kehangatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Trima Jamaah ini kami rindukan ketika momen Lebaran tak berada di kampung halaman, karena dengan begini kami bisa bersilaturahmi dan saling maaf-maafan dengan semua orang di desa ini,” ujar Kasma, warga yang baru saja pulang kampung.
Lebih dari sekadar tradisi, Trima Jamaah juga menjadi ajang mengenalkan budaya lokal kepada pendatang. Bapak Amba, salah satu warga desa, menjelaskan bahwa masyarakat baru yang berasal dari luar daerah diajak ikut serta dari awal hingga akhir prosesi.
“Ini cara kami memperkenalkan tradisi desa. Dengan ikut serta, mereka bisa memahami budaya setempat dan lebih cepat berbaur dengan masyarakat,” katanya.
Kepala Desa Dalapuli Barat, Ramli Supu, mengatakan bahwa hanya di Desa Dalapuli (sekarang sudah jadi 3 desa; Dalapuli Induk, Dalapuli Barat, dan Dalapuli Timur) yang ada di Kecamatan Pinogaluman yang melakukan tradisi Trima Jamaah ini.
Kepala Desa juga menyampaikan Trima Jamaah tahun ini berlangsung selama dua hari, dari 1 hingga 2 Syawal, dengan pembagian dua titik kunjungan. Hari ini ada sekitar 19 rumah yang melakukan Trima Jamaah dan esoknya sekitar 20 rumag.
“Hari ini ada 19 rumah dan esoknya sekitar 20 rumah yang akan menerima jamaah,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa tradisi ini bukan sekadar ajang berkumpul, tetapi juga bagian dari identitas desa yang harus terus dilestarikan.
“Ini bukan sekadar tradisi, tapi juga identitas desa yang harus terus dijaga,” tegasnya.
Di tengah gempuran modernisasi, Trima Jamaah tetap bertahan sebagai warisan budaya yang terus hidup dari generasi ke generasi. Bagi warga Dalapuli, ini bukan hanya perayaan, tetapi juga cerminan nilai kebersamaan yang tak lekang oleh waktu.