INTAINEWS.ID- Dalam setiap kebijakan fiskal, efisiensi anggaran selalu menjadi topik utama. Pemerintah kerap mengklaim bahwa pemangkasan anggaran dilakukan untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efektivitas belanja negara.
Namun, pertanyaannya: benarkah efisiensi anggaran ini berdampak positif bagi rakyat, atau justru mengancam kesejahteraan mereka?
Pemangkasan Anggaran: Antara Kebutuhan dan Risiko
Belakangan ini, sejumlah kebijakan efisiensi anggaran diterapkan di berbagai sektor, mulai dari pengurangan belanja pegawai, pemotongan subsidi, hingga rasionalisasi proyek infrastruktur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah beralasan bahwa langkah ini bertujuan mengoptimalkan keuangan negara, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Namun, bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, efisiensi anggaran sering kali identik dengan pengurangan layanan publik.
Jika anggaran pendidikan dipangkas, bagaimana nasib anak-anak yang bergantung pada bantuan operasional sekolah? Jika subsidi kesehatan dikurangi, apakah masyarakat miskin masih bisa mendapatkan layanan medis yang layak?
Dampak pada Program Sosial
Salah satu sektor yang sering terdampak kebijakan efisiensi adalah program bantuan sosial.
Pemotongan anggaran bisa berakibat pada penurunan jumlah penerima manfaat, keterlambatan distribusi bantuan, hingga penghapusan program yang sebelumnya menjadi tumpuan rakyat kecil.
Sebagai contoh, pengurangan subsidi energi di beberapa daerah telah menyebabkan kenaikan harga bahan bakar dan listrik, yang pada akhirnya membebani ekonomi rumah tangga.
Selain itu, pemotongan anggaran kesehatan dapat menghambat program vaksinasi dan pelayanan di rumah sakit daerah, yang notabene sangat dibutuhkan oleh masyarakat bawah.
Efisiensi yang Ideal: Menghemat Tanpa Mengorbankan
Efisiensi anggaran bukan berarti sekadar pemangkasan dana, tetapi harus diiringi dengan strategi yang tepat.
Pemerintah perlu memastikan bahwa penghematan tidak merugikan kelompok rentan. Salah satu caranya adalah dengan memangkas anggaran yang tidak produktif, seperti perjalanan dinas yang berlebihan, proyek infrastruktur yang kurang prioritas, atau anggaran birokrasi yang membengkak.
Selain itu, transparansi dan pengawasan ketat diperlukan agar efisiensi anggaran tidak menjadi alat untuk menutupi kepentingan tertentu. Setiap kebijakan pemangkasan harus dievaluasi secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat luas.
Kesimpulan
Efisiensi anggaran bisa menjadi langkah yang bermanfaat jika dilakukan dengan bijak, namun juga bisa menjadi ancaman jika tidak dipertimbangkan dengan matang.
Pemerintah harus memastikan bahwa penghematan dilakukan tanpa mengorbankan hak dasar rakyat atas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Jika tidak, alih-alih menyehatkan keuangan negara, efisiensi anggaran justru bisa menjadi bumerang yang merugikan masyarakat.
Bagaimana menurut Anda? Apakah kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan saat ini sudah berpihak kepada rakyat?
Penulis : Ib