BOLMONG, INTAINEWS.ID – Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), khususnya Kecamatan Dumoga, menjadi tantangan tersendiri bagi pimpinan dan personel Polsek di wilayah hukum setempat.
Dikenal sebagai daerah rawan konflik, wilayah ini menuntut kesiapan mental dan dukungan peralatan yang memadai bagi personel kepolisian dalam menghadapi situasi yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Konflik antarwarga desa kerap terjadi di wilayah ini, meski sering kali dipicu oleh permasalahan sepele.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketika konflik pecah, warga dari masing-masing desa siap saling serang dengan berbagai jenis senjata, seperti tombak, samurai, senjata angin rakitan, dan benda tajam lainnya.
Mereka bahkan tidak menghiraukan nyawa sendiri maupun orang lain dan tak segan-segan menyerang aparat kepolisian yang berusaha merelai bentrokan.
Pada insiden konflik antara warga Desa Modomang dan Desa Doloduo pada 30 Januari 2025, seorang personel Polres Bolmong, Briptu Daffa Abdjul, menjadi korban penembakan oleh warga menggunakan senjata angin rakitan kaliber 8mm.
Menanggapi hal ini, Kapolsek Dumoga Timur, AKP I Ketut Wiyasa, menegaskan kesiapan pihaknya dalam melayani laporan masyarakat dan mengamankan wilayah hukumnya.
“Saya dan personel selalu siap mengayomi serta melayani aduan setiap warga masyarakat, bahkan dalam hal penindakan hukum. Oleh karena itu, saya mengimbau masyarakat agar tertib dan taat hukum. Jika ada masalah, silakan melapor ke Polsek, jangan membangun kekuatan kelompok antarwarga yang justru merugikan masyarakat sendiri. Selain itu, jika diperlukan, kami tidak akan segan-segan melakukan tindakan tegas,” ujar AKP I Ketut Wiyasa.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan pelayanan dan keamanan, Polsek Dumoga Timur kini telah dipasangi 12 titik lampu penerangan guna mempermudah akses masyarakat yang ingin melaporkan permasalahan.
“Ada 12 titik lampu yang kini menerangi Polsek Dumoga Timur. Penerangan ini untuk melayani masyarakat yang ingin berkunjung atau melapor. Saya juga mengimbau agar warga menghentikan budaya saling serang dan mempercayakan penyelesaian masalah pada proses hukum. Mari kita jaga ketertiban dan keamanan bersama,” tambah Kapolsek.
Sementara itu, perhatian terhadap kesiapan peralatan bagi personel kepolisian di wilayah rawan konflik turut disuarakan oleh Resmol Maikel dari GMPK Sulut.
Ia menegaskan bahwa dukungan peralatan bagi Polsek yang berada di daerah konflik harus menjadi perhatian serius.
“Polsek di wilayah konflik harus didukung dengan peralatan yang memadai. Menghadapi warga yang bersenjata tajam dan senjata rakitan, personel kepolisian tidak bisa hanya mengandalkan pentungan. Ini harus menjadi perhatian serius bagi Polda Sulut dan Polres Bolmong demi keselamatan pimpinan Polsek dan anggotanya di wilayah konflik,” jelasnya.***
Penulis : NuBu
Editor : NuBu