Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya angka perceraian di Indonesia.
Ia meminta seluruh jajaran Kementerian Agama (Kemenag) termasuk para penghulu untuk aktif mengedukasi masyarakat guna menurunkan angka perceraian, terutama melalui pendekatan komunikasi yang efektif.
“Kami mencatat, 60% perceraian terjadi pada pasangan dengan usia pernikahan di bawah lima tahun. Ini mengkhawatirkan, terutama karena dampaknya besar pada perempuan dan anak,” ujar Nasaruddin memberikan arahan dalam Training Komunikasi dan Konseling Berbasis AI TalentDNA di Menara 165, Jakarta, Selasa (14/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pelatihan ini, yang berlangsung selama dua hari (13-14 Januari 2025), diselenggarakan atas kerja sama UAG University, Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI), dan ESQ Leadership Center. Sebanyak 80 penghulu hadir untuk mendapatkan pelatihan komunikasi dan konseling berbasis kecerdasan buatan.
AI TalentDNA, Solusi Inovatif Bimbingan Perkawinan
Dalam pelatihan ini, teknologi AI TalentDNA diperkenalkan sebagai metode inovatif yang mampu menganalisis perilaku dan pola pikir seseorang. Dengan teknologi ini, para penghulu diharapkan dapat memberikan konseling yang lebih personal dan efektif.
Founder ESQ Leadership Center dan UAG University, Ary Ginanjar Agustian, menyampaikan bahwa teknologi ini dirancang untuk mendukung penghulu dalam menciptakan generasi keluarga yang lebih harmonis dan toleran.
“Peningkatan kompetensi penghulu dilakukan melalui lima instrumen utama, yaitu: Pelatihan Public Speaking, Neurolinguistik, Aplikasi TalentDNA, ESQ Coaching, dan AI Talent Management,” ungkap Ary.
Upaya Menekan Angka Perceraian
Menag Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya pemahaman mendalam mengenai pernikahan. “Penghulu bukan hanya mencatatkan pernikahan, tetapi juga harus mampu memberikan edukasi dan konseling kepada masyarakat,” katanya.
Direktur Bina KUA dan Keluarga Kemenag, Cecep Khairul Anwar, menambahkan bahwa pelatihan ini menjadi langkah awal untuk memperbaiki pendekatan bimbingan perkawinan (bimwin).
“Ke depan, seluruh penghulu diharapkan memiliki kemampuan ini,” ujarnya.
Berdasarkan data Kemenag, Indonesia memiliki 9.333 penghulu yang melayani lebih dari 2,5 juta peristiwa nikah sepanjang tahun 2024. Dengan pelatihan berbasis AI ini, diharapkan angka perceraian dapat menurun dan kesejahteraan keluarga Indonesia meningkat.
Sumber Berita : Kemenag.co.id