Jakarta — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan adanya tiga opsi yang berkembang di tengah masyarakat terkait wacana libur sekolah selama bulan Ramadan.
Meski demikian, Mu’ti menegaskan belum ada keputusan final dari pemerintah mengenai kebijakan tersebut.
“Kalau kita ikuti di masyarakat, opsinya ada tiga. Tapi ini belum keputusan ya,” kata Mu’ti dilansir dari CNNIndonesia Selasa (14/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tiga Opsi Libur Ramadan
Mu’ti menjelaskan opsi pertama adalah meliburkan sekolah selama satu bulan penuh di bulan Ramadan. Namun, meski libur, siswa tetap diharapkan aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Opsi kedua, sekolah diliburkan di awal dan akhir Ramadan. “Misalnya tiga atau dua hari menjelang Ramadan hingga lima hari pertama bulan Ramadan libur. Setelah itu masuk sekolah seperti biasa, lalu kembali libur dua hingga tiga hari menjelang Idulfitri sampai selesainya rangkaian mudik,” ungkapnya.
Opsi ketiga adalah mempertahankan pola libur seperti yang berlaku saat ini, yaitu mengacu pada jadwal kalender pendidikan masing-masing daerah.
Libatkan Kementerian Lintas Sektor
Keputusan terkait wacana ini, menurut Mu’ti, akan dibahas lebih lanjut bersama Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri, mengingat kebijakan tersebut menyangkut lintas kementerian.
“Intinya, keputusan ini supaya seragam antara sekolah umum dengan madrasah. Jangan sampai masa aktif sekolah dan libur di Ramadan tidak sama,” tegasnya.
Jika disepakati, pemerintah akan mengatur kebijakan ini melalui surat edaran resmi.
Wacana dari Menteri Agama
Sebelumnya, wacana libur sebulan penuh selama Ramadan mencuat dari pernyataan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Menurut Nasaruddin, kebijakan serupa sudah diterapkan di sejumlah satuan pendidikan berbasis pondok pesantren. Namun, untuk sekolah umum, rencana ini masih bersifat wacana dan membutuhkan kajian lebih lanjut.
Penulis : IB