Jakarta – Program Menu Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Badan Gizi Nasional memerlukan pasokan bahan pangan dalam jumlah besar. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, memaparkan rincian kebutuhan bahan pokok berdasarkan uji coba yang dilakukan di satuan pelayanan selama 9 bulan terakhir. (12/1/2025).
“Satu satuan pelayanan yang melayani 3.000 anak setiap hari membutuhkan 200 kilogram beras, 350 kilogram ayam, 3.000 butir telur, 350 kilogram sayur, dan 600 liter susu,” ujar Dadan dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center, pada Selasa lalu
Skala Nasional Membutuhkan Pasokan Raksasa
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Uji coba yang dilakukan baru mencakup satu wilayah. Jika program ini dioperasikan secara penuh di seluruh Indonesia, akan ada 30.000 satuan pelayanan yang melayani berbagai kelompok, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, hingga pelajar dari PAUD hingga SMA, termasuk siswa di sekolah keagamaan.
“Jika setiap pelayanan membutuhkan 350 kilogram sayur per hari, bayangkan peluang besar bagi petani lokal. Koperasi atau BUMDes dapat mengoordinasikan jadwal tanam, misalnya tanggal 1 untuk bayam, tanggal 2 untuk kangkung, dan seterusnya,” jelas Dadan.
Selain sayur, kebutuhan susu juga signifikan. Setiap pelayanan membutuhkan 600 liter susu per hari, yang setara dengan 60 ekor sapi. Jika satu kecamatan memiliki lima satuan pelayanan, maka diperlukan 300 ekor sapi setiap hari.
Dampak Positif bagi UMKM dan Petani Lokal
Dadan menekankan bahwa program MBG tidak hanya menjadi solusi peningkatan gizi masyarakat tetapi juga menjadi peluang besar bagi sektor pertanian dan peternakan lokal.
“Kebutuhan ini membuka peluang bagi UMKM, petani, dan peternak untuk menjadi pemasok bahan baku. Program MBG dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah,” ungkapnya.
Dengan skala kebutuhan yang besar, program MBG diharapkan mampu memberdayakan berbagai sektor lokal sekaligus memberikan dampak positif pada kesehatan dan perekonomian masyarakat.
Penulis : Ucan L