INTAINEWS.ID- Di tengah maraknya tren superfood impor seperti kale, quinoa, dan chia seed, kita sering melupakan kekayaan lokal yang tidak kalah hebatnya, salah satunya adalah daun kelor (Moringa oleifera).
Tanaman ini tidak hanya tumbuh subur di berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga menyimpan segudang manfaat kesehatan yang jarang disorot dalam arus utama media.
Daun kelor sering dianggap tanaman “kampung” yang hanya relevan untuk konsumsi sederhana. Padahal, penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa daun ini memiliki kandungan gizi luar biasa. Dengan vitamin A, C, E, dan K yang melimpah, serta mineral seperti zat besi, kalsium, dan magnesium, daun kelor berpotensi menjadi solusi bagi masalah malnutrisi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, kemampuan daun kelor dalam mengontrol gula darah dan menurunkan kolesterol membuatnya cocok sebagai alternatif alami untuk mendukung gaya hidup sehat, terutama bagi penderita diabetes dan penyakit kardiovaskular. Namun, ironisnya, sebagian besar masyarakat Indonesia lebih percaya pada produk herbal impor yang harganya selangit, ketimbang memanfaatkan kekayaan lokal ini.
Mengapa daun kelor belum menjadi primadona? Jawabannya adalah kurangnya edukasi dan promosi.
Kita lebih sering melihat produk kelor dijual di luar negeri sebagai bubuk premium dengan harga tinggi, sementara di Indonesia, tanaman ini masih diremehkan.
Pemerintah, akademisi, dan pelaku bisnis herbal harus bersinergi untuk mengubah citra daun kelor menjadi produk unggulan yang tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, tetapi juga mengangkat ekonomi masyarakat pedesaan.
Bayangkan jika setiap rumah tangga di Indonesia menjadikan daun kelor sebagai bagian dari menu harian mereka.
Kita tidak hanya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada suplemen mahal yang sering diimpor.
Saatnya kita membuka mata bahwa daun kelor bukan sekadar “daun biasa.” Ini adalah warisan alam yang harus kita jaga, manfaatkan, dan banggakan. Jangan sampai dunia internasional lebih dulu mengakui potensi kelor, sementara kita sendiri hanya menontonnya dari jauh.
Penulis : Ucan L
Sumber Berita : siloamhospitals.com