Ketika Kekuasaan Membutakan: Rakyat yang Dilupakan

Kamis, 5 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

INTAINEWS.ID | Ketika masa pemilihan tiba, wajah-wajah pemimpin baru bermunculan dengan janji-janji perubahan yang memukau.

Mereka tampil seakan-akan menjadi solusi bagi segala masalah yang dihadapi rakyat. Namun, tidak jarang, setelah terpilih, pemimpin-pemimpin ini menghilang dari pandangan, melupakan janji dan rakyat yang telah mempercayakan suara mereka.

Fenomena ini sering kali memicu kekecewaan yang dalam, mengakibatkan rasa apatis terhadap politik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengapa pemimpin bisa melupakan rakyat yang telah memilihnya? Salah satu alasan utama adalah karena politik sering kali menjadi alat untuk mencapai kekuasaan, bukan untuk melayani.

Banyak politisi melihat jabatan sebagai puncak pencapaian pribadi, bukan sebagai tanggung jawab untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

Begitu terpilih, mereka lebih fokus pada menjaga posisi dan memperkuat jaringan kekuasaan daripada memenuhi janji yang mereka lontarkan saat kampanye.

Selain itu, banyak pemimpin yang kurang terhubung dengan akar rumput. Mereka yang datang dari lingkaran elite sering kali kesulitan memahami realitas yang dihadapi rakyat biasa.

Kehidupan masyarakat sehari-hari, dengan segala kesulitannya, tidak menjadi prioritas utama dalam agenda mereka. Akibatnya, kebijakan yang mereka buat cenderung tidak menyentuh langsung kebutuhan dasar rakyat, dan lebih memprioritaskan proyek-proyek besar yang terlihat menarik di atas kertas, tetapi minim dampak nyata bagi masyarakat.

Namun, tanggung jawab tidak sepenuhnya ada pada pemimpin. Rakyat juga memegang peran penting dalam memilih pemimpin yang benar-benar peduli.

Sering kali, pemilih terjebak dalam pesona janji manis tanpa mengevaluasi rekam jejak dan komitmen nyata dari calon pemimpin.

Kita harus lebih kritis dalam memilih, memperhatikan integritas, rekam jejak, dan komitmen jangka panjang seorang calon. Pemimpin yang tulus akan terus hadir di tengah rakyat, bahkan setelah masa kampanye berakhir.

Dengan kesadaran ini, masyarakat perlu bersatu untuk memastikan bahwa pemimpin yang dipilih benar-benar memiliki niat untuk melayani, bukan sekadar mengejar kekuasaan.

Ketika rakyat lebih cerdas dalam memilih, maka politik yang melupakan rakyat akan menjadi masa lalu. Hanya dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa demokrasi benar-benar bekerja untuk kebaikan bersama, bukan untuk segelintir orang di puncak kekuasaan.

Penulis : Ismanto Buhang

Berita Terkait

Peringatan Hari Guru Nasional 2024 di Inomasa, Bolmut Fokus pada Pendidikan Bermartabat
Debat Kedua Pilkada Bolmut: Pasangan ANDALAN Bersinar dengan Gagasan Visioner dan Penampilan Memikat
SMAN 1 Lembah Melintang Raih Juara 2 Turnamen Voli SLTA Tingkat Provinsi
Seleksi SKD CPNS 2024 Dimulai, Begini Cara Cek Pesaing dan Jadwal Tes di Kemenkumham dan Kemenag
Hamsuardi Resmikan SDN 14 Filial menjadi SDN 22 Sungai Aur
Drama e-Materai: Ketika Pelamar CPNS Lebih Gugup Membeli e-Materai daripada Menghadapi Tes!
Pemkab Bolmut Umumkan Formasi CPNS 2024, Berikut Daftar Instansinya
Pj Sekda Bolmut: Momen HUT ke-79, Momentum untuk Semangat Bekerja dan Memajukan Ekonomi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 18:11

Peringatan Hari Guru Nasional 2024 di Inomasa, Bolmut Fokus pada Pendidikan Bermartabat

Minggu, 17 November 2024 - 11:47

Debat Kedua Pilkada Bolmut: Pasangan ANDALAN Bersinar dengan Gagasan Visioner dan Penampilan Memikat

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 14:27

SMAN 1 Lembah Melintang Raih Juara 2 Turnamen Voli SLTA Tingkat Provinsi

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 18:45

Seleksi SKD CPNS 2024 Dimulai, Begini Cara Cek Pesaing dan Jadwal Tes di Kemenkumham dan Kemenag

Minggu, 15 September 2024 - 14:01

Hamsuardi Resmikan SDN 14 Filial menjadi SDN 22 Sungai Aur

Berita Terbaru