INTAINEWS.ID– Pernikahan dini masih menjadi isu sosial yang kerap terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Desa Wonggarasi Tengah. Dalam rangka mengatasi dan mencegah praktik tersebut, sekelompok Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Kesehatan menggelar sosialisasi di SMP Satu Atap (Satap) Lemito. pada Kamis (8/7/2024) kemarin.
Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai dampak negatif pernikahan dini dan pentingnya melanjutkan pendidikan.
Pernikahan dini, yang sering terjadi sebelum anak mencapai usia dewasa, dapat membawa dampak buruk pada kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan anak, terutama bagi anak perempuan. Di Desa Wonggarasi Tengah, pernikahan dini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, serta norma budaya dan sosial yang masih kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melihat pentingnya upaya pencegahan, para mahasiswa KKN dari berbagai profesi kesehatan merasa perlu untuk memberikan edukasi kepada siswa-siswi SMP Satap.
Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah untuk memberikan pengetahuan yang mendalam tentang risiko dan dampak pernikahan dini serta memotivasi siswa untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi, mengingat kasus pernikahan dini sering terjadi di usia mereka.
Adapun tujuan dari sosialisasi ini adalah Meningkatkan kesadaran siswa mengenai dampak negatif pernikahan dini terhadap kesehatan fisik dan mental.
Mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi dan menghindari pernikahan dini.
Memberikan informasi mengenai hak-hak anak dan pentingnya perlindungan terhadap masa depan anak.
Mengedukasi siswa tentang cara menghadapi tekanan sosial dan budaya yang mendorong pernikahan dini.
Sosialisasi ini dilaksanakan di aula sekolah dengan melibatkan siswa-siswi kelas 7 hingga kelas 9.
Kegiatan ini dimulai dengan pemaparan materi oleh karang taruna dan mahasiswa, diikuti dengan sesi tanya jawab serta diskusi interaktif.
Pemaparan Materi Para mahasiswa KKN menjelaskan definisi pernikahan dini dan mengapa hal ini menjadi masalah serius, terutama di kalangan remaja.
Mereka juga memaparkan dampak negatif pernikahan dini, termasuk risiko kesehatan bagi ibu dan anak, terhambatnya pendidikan, serta potensi masalah ekonomi di masa depan.
Sesi Diskusi dan Tanya Jawab
Setelah pemaparan materi, para siswa diajak berdiskusi dan mengajukan pertanyaan terkait topik yang dibahas.
Diskusi ini bertujuan untuk memperluas wawasan siswa tentang pentingnya pendidikan dan bahaya pernikahan dini.
Siswa juga diberi panduan tentang cara berkomunikasi dengan orang tua dan lingkungan mengenai pentingnya menunda pernikahan hingga usia dewasa.
Komitmen dan Deklarasi
Di akhir sesi, para siswa diajak membuat komitmen bersama untuk menghindari pernikahan dini dan fokus pada pendidikan. Dengan menggunakan jargon “ijazah sebelum ijabsah,” para siswa berikrar untuk melanjutkan pendidikan mereka sebelum menikah.
Sosialisasi ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi siswa SMP Satap Lemito. Banyak siswa yang sebelumnya kurang memahami risiko pernikahan dini kini memiliki pengetahuan yang lebih baik dan berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran guru dan orang tua akan pentingnya mendukung anak-anak mereka untuk menyelesaikan pendidikan sebelum menikah.
Melalui sosialisasi ini, Mahasiswa KKN Profesi Kesehatan berhasil menanamkan nilai-nilai penting terkait kesehatan, pendidikan, dan masa depan kepada para siswa di SMP Satap Lemito.
Upaya ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka pernikahan dini di desa tersebut dan mendukung terciptanya generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya.
Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa dengan kolaborasi antara mahasiswa, sekolah, dan masyarakat, kita dapat bersama-sama mengatasi permasalahan sosial yang ada dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Sumber Penulis : Nurlaila Naki dan Astrid Ismail