INTAINEWS.ID- Tarian tradisional Gorontalo, yang dikenal sebagai Dayango atau Wumbungo, terus menarik perhatian di kalangan masyarakat sebagai bagian penting dari warisan budaya daerah ini.
Awalnya digunakan dalam upacara pemujaan terhadap roh-roh halus oleh masyarakat pedesaan, Wumbungo kini mengalami evolusi menjadi ekspresi seni kreatif yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Gorontalo.
Dalam bahasa Gorontalo, “Ma Wumbu-Wumbungo” menggambarkan kondisi penari yang gemetar akibat kerasukan roh-roh halus, memberikan nama bagi tarian ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai tarian pemujaan, Wumbungo tidak mengenal batasan gender, dengan partisipasi baik dari laki-laki maupun perempuan, didukung oleh pengiring gendang dan pembawa lagu.
Tarian ini tidak hanya tentang gerakan fisik, tetapi juga tentang penjiwaan dan pengalaman spiritual yang mendalam. Dengan penggunaan peralatan tradisional seperti kain pengikat kepala dan pinggang, Wumbungo mempertahankan keaslian dan kekayaan budaya Gorontalo dalam setiap penampilannya.
Perkembangan Wumbungo mencerminkan adaptasi budaya yang relevan di era modern, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai dan makna tradisional yang mendalam.
Sebagai bagian dari identitas budaya Gorontalo, tarian ini terus memainkan peran penting dalam merawat dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi selanjutnya. (IB)
Sumber: warisanbudaya.kemendikbud.go.id