INTAINEWS.ID- Desa Tuntung, terletak di Bolmong Utara, memiliki sejarah yang mengagumkan. Awalnya, desa ini tergabung dengan Tuntung Timur, Duini, dan Dengi hingga terjadi pemekaran pada 2005.
Pada tahun 1908, Desa Tuntung didirikan bersamaan dengan berdirinya Organisasi Budi Utomo, namun dengan fokus pada kebutuhan kepemimpinan.
Sebuah naskah sejarah karya Almarhum S.P Guhung memberikan wawasan mendalam tentang asal-usul desa. Pada zaman dahulu, Desa Tuntung, yang dikelilingi oleh pantai indah dan hutan hijau, dihuni oleh kelompok kecil yang mengambil hasil hutan seperti rotan dan kayu. Gubuk-gubuk mereka, terbuat dari kayu dan daun woka, menjadi tempat beristirahat yang nyaman di tepi pantai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada abad ke-XVII, kapal Raja Datu Binangkang berlabuh di desa ini, memberi tanda dengan bunyi gong “Tung Tung Tung.” Musyawarah diadakan, dan desa diberi nama “Tuntung” sebagai tanda peristiwa bersejarah tersebut.
Sejak berdirinya pada tahun 1908, Desa Tuntung telah dipimpin oleh sejumlah kepala desa, mulai dari Juka Hapili hingga Rahmawati Kohongia, yang saat ini menjabat sebagai PJS Kepala Desa. Masa pemerintahan Juka Hapili (1908-1913) dikenal sebagai periode keamanan dan kebersamaan dalam masyarakat.
Sejarah panjang Desa Tuntung mencerminkan perjalanan warna-warni dari masa kolonial hingga era modern. Keberhasilan pemekaran, kehidupan sehari-hari masyarakat, dan kepemimpinan yang telah berganti tangan menjadi bagian integral dari cerita yang patut dihargai dalam perkembangan desa ini.